Mahasiswa

Friday, 9 March 2018

RINGKASAN MATA KULIAH STRATEGIC MANAGEMENT ACCOUNTING CHAPTER 3


Nama Anggota Kelompok 11/CB :
1. Zamrudhi Akhlul Ridho     (165020301111014)
2. Fiki Putri Ayyunin              (165020301111028)
3. Muhammad Ridho Faza    (165020307111052)

RINGKASAN MATA KULIAH CHAPTER 3
THE BASIC OF CONTROL MANAGEMENT
-STRATEGIC MANAGEMENT ACCOUNTING-
(Zahirul Hoque)
 


Manajemen Pengendalian: Apa itu?
       'Control berasal dari ‘controller’ (bahasa Perancis), yang berarti inspeksi  atau untuk memeriksa / memverifikasi. Menurut Weber’s Dictionary, pengendalian berarti penerapan kebijakan dan prosedur untuk mengarahkan, mengatur dan mengkoordinasikan kegiatan produksi, administrasi dan bisnis lainnya untuk mencapai tujuan perusahaan. Profesor Robert Anthony (1965) mendefinisikan pengendalian manajemen sebagai proses dimana manajer menjamin bahwa sumber daya diperoleh digunakan secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan organisasi.
       Tiga elemen umum proses rasional pengendalian manusia, hal-hal dan peristiwa dalam organisasi:
ü  Proses membandingkan kinerja dengan standar,
ü  Proses umpan balik, dan
ü  Tindakan korektif untuk mengubah proses jika diperlukan untuk mempertahankan kinerjanya sedekat mungkin dengan standar.
       Dapat disimpulkan, MCS adalah alat untuk mengumpulkan data untuk membantu dan mengkoordinasikan proses pembuatan keputusan perencanaan dan pengendalian di seluruh organisasi. Sejumlah komponen yang saling terkait dalam MCS organisasi yang terdiri dari:
ü  Strategi, perencanaan strategis dan manajemen strategis;
ü  Akuntabilitas struktur (tata kelola perusahaan);
ü  Tanggung Jawab akuntansi (seperti anggaran);
ü   Pengukuran kinerja;
ü  Arah;
ü  Insentif.

Munculnya Konsep Pengendalian
       Faktor yang membuat suatu pengendalian menjadi suatu keharusan dalam organisasi saat ini, sebahagi berikut:
ü  Perubahan lingkungan organisasi
ü  Meningkatnya kompleksitas  dalam organisasi
ü  Falibilitas (kemungkinan keliru) anggota kelompok organisasi
ü  Kebutuhan manajer untuk mendelegasi wewenang. 
       Konsep 'Pengendalian' dalam organisasi sebagai alat manajemen akuntansi yang lama dari ahli manajemen, FW Taylor (1968), yang menganggap 'pengendalian' sebagai bentuk ilmiah manajemen, dimana aturan praktis yang diterapkan untuk semua pelaku organisasi, termasuk para pekerja. Alferd Sloan (mantan ketua perusahaan general motor) juga memberikan kontribusi terhadap munculnya konsep 'Pengendalian' dalam organisasi.
       Ahli management (Koontz &O’Donnel,1972) & ahli akuntansi (anthony,1965;Ijiri;1965) melihat Pengendalian sebagai proses umpan balik. Pengendalian manajemen sebagai bagian dari total kegiatan manajerial (POAC).
       Pendekatan alternatif sistem pengendalian
ü  Pendekatan sistem terbuka :
       Pendekatan seperti menyediakan sarana untuk melihat dan menggambarkan kembali lingkungan sebagai keluaran. Pendekatan seperti menyediakan sarana untuk melihat dan menjelaskan pengaruh lingkungan dan ketergantungan antar divisi.
ü  Pendekatan cybernetic :
                   Gagasan cybernetic adalah pusat untuk pendekatan sistem terbuka (Ashby, 1956).  Dilihat sebagai konsep cybernetic, pengendalian manajemen didefinisikan sebagai proses untuk memastikan bahwa organisasi disesuaikan dengan lingkungannya dan sedang mengejar program tindakan yang akan memungkinkan untuk mencapai tujuannya (Otley dan Berry, 1980, p, 233).
       Empat kondisi yang diperlukan bahwa setiap sistem pengendalian harus mencakup :
§  Adanya tujuan atau standar yang diinginkan;
§  Pengukuran output proses sepanjang dimensi ditentukan oleh tujuan;
§  Kemampuan untuk memprediksi efek dari tindakan pengendalian potensial);
§  Kemampuan untuk bertindak dengan cara yang akan mengurangi penyimpangan dari tujuan.
ü  Pendekatan kontingen
       Menurut pendekatan ini, MCS sebuah variabel tergantung pada kontingen tertentu. Dengan kata lain, praktik pengendalian berbeda dari situasi ke situasi dan faktor apa yang mempengaruhi desain dan fungsi dari sistem akuntansi dan pengendalian dalam organisasi.
ü  Pendekatan politik 'atau 'pengendalian pluralistik
       Model ini menunjukkan bahwa pengendalian dalam suatu organisasi dapat dicapai dengan mempertahankan jaringan aturan dan peraturan yang memungkinkan tawar-menawar antara kelompok. Dari pendekatan ini, pengendalian manajemen dipandang dalam konteks lebih luas dari keragaman kepentingan di antara anggota organisasi, konflik dan struktur kekuasaan yang berlaku dalam organisasi.
Perbedaan Perencanaa, Perencanaan Strategis, Manajemen Strategis dan Perencanaan Program
       Perencanaan adalah pengambilan keputusan yang menentukan;
ü  apa yang perusahaan akan lakukan ?
ü  bagaimana  perusahaan akan melakukan usahanya ?
ü  apa produk yang dijualnya?
ü  di mana untuk mendapatkannya?
ü  bagaimana dan dimana pasar mereka dan sebagainya. 
       Perencanaan strategis adalah proses penentu dalam arti luas bagaimana menerapkan tujuan organisasi, yaitu alasan mengapa organisasi tersebut ada.
       Manajemen strategis adalah proses menganalisis dan mempraktekkan strategi, termasuk pelaksanaan rencana strategis.
       Perencanaan program adalah proses dimana manajemen memutuskan bagaimana cara terbaik untuk menerapkan strategi, mengingat sumber daya yang tersedia untuk itu dalam periode waktu tertentu.

Efektivitas Management Control System
       Efektivitas sistem tergantung pada seberapa baik komponen ditanggapi. Sebuah MCS efektif  dtunjukkan atribut sebagai berikut :
1.     Goal congruence ( Keselarasan Tujuan)
       Tantangan utama dalam PM adalah mendorong agar saat para anggota organisasi mencapai tujuannya sendiri,  dan pada saat yang sama mereka  secara otomatis membantu pencapaian tujuan organisasi
2.     Employee motivation (Motivasi Karyawan)
                   Menetapkan/memberikan penghargaan/imbalan yang sesuai dengan kinerja.
            contoh :Gaji / Bonus
                         Kenaikan jabatan
                         Hadiah, beasiswa
3.     Formal and Informal control mechanisms  (Mekanisme kontrol formal dan informall)
            Contoh : - Pembagian kerja, Standar Operasi
                           -  Sistem Penghargaan
- Budaya (Mengacu pada sekelompok kepercayaan, sikap dan norma umum   yang mengarahkan tindakan manajerial)
4.     System goals and risk sharing (Tujuan sistem dan pembagian risiko)
Apakah ada sistem pembagian risiko antara berbagai divisi dari organisasi?
       Merchant dalam Hoque (2003) menunjukkan bahwa kontrol yang baik dapat dicapai dengan menghindari masalah perilaku  :
1.     Control problem avoidance (penghindaran masalah control)
Manajer dapat menghindari beberapa masalah kontrol dengan memungkinkan tidak ada kesempatan untuk perilaku yang tidak tepat.
            Contoh : tindakan  ini adalah melakukan otomatisasi.
2.     Control of specific actions ( kontrol aksi spesifik)
Upaya pengendalian untuk memastikan bahwa karyawan dan pekerja melakukan (atau tidak melakukan) tindakan tertentu yang diinginkan (atau tidak diinginkan) oleh manajemen.
            Alat kontrol lain : pengawasan langsung
3.     Control of result (kontrol hasil)
Tipe kontrol berfokus pada hasil hasil yang sebenarnya, jika dibutuhkan dapat diambil tindakan korektif.
4.     Control of personnel (kontrol personel)
            menekankan ketergantungan pada personel yang terlibat.
            Contoh : Tindakan komunikasi ditingkatkan, dan pendidikan dan pelatihan

Pengertian dan Hubungan antara Ekonomi, Efisiensi dan Efektifitas
Pengertian
       Ekonomi dalam arti luas berarti perolehan kualitas dan kuantitas keuangan, sumber daya manusia, sumber daya fisik dan informasi pada waktu yang tepat dan biaya terendah (Parker 2001).
       Efisiensi berarti penggunaan keuangan, manusia, sumber daya fisik dan informasi sehingga output yang dihasilkan dapat maksimal untuk setiap himpunan input. atau input diminimalkan untuk setiap kuantitas output tertentu (Parker 2001). Sedangkan Efektifitas lebih mengacu pada kinerja atau hasil aktual dari sebuah organisasi.
Hubungan
       Dalam kenyataan dan eksekusi yang ada tentu dapat terjadi berbagai macam kemungkinan yang terjadi terlebih yaitu hubungan antara Efisiensi dan Efektivitas, dimana apabila efisien namun tidak efektif maka berarti suatu organisasi baik dalam memanfaatkan sumberdaya (input), tetapi tidak mencapai sasaran yang diinginkan, sebaliknya apabila efektif namun tidak efisien maka dalam mencapai sasaran menggunakan sumber daya berlebihan atau biaya tinggi namun hasil yang diharapkan tercapai, namun daripada keduanya yang paling buruk adalah tidak efisien dan tidak efektif berarti biaya tinggi serta hasil tidak tercapai. Efektivitas Organisasi tergantung pada bagaimana perubahan baik dalam lingkungan mikro (struktur industri) dan lingkungan makro (faktor sosial, teknologi, ekonomi dan politik) ditanggapi selain itu mampu memperhatikan kinerja keuangan & non keuangan , contoh kinerja non keuangan adalah Pelanggan(terkait kualitas dan harga wajar), Kepuasan karyawan (pendidikan dan motivasi).

Strategi Unit Bisnis dan Sistem Kontrol Manajemen
       Strategi Unit bisnis dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
1.     Cost Leadership dimana memfokuskan pada penawaran produk dengan harga yang rendah dibanding  pesaing. Contohnya adalah Wal-Mart (pengecer) . Resiko dari strategi ini adalah Pesaing dapat meniru strategi ini sehingga akan berpengaruh pada penjualan,  perubahan drastis teknologi, dapat membuat strategi ini tidak efektif atau perhatian pembeli dapat beralih kefitur lain yang membedakan selain harga
2.     Differentiation dimana fokus utama strategi ini adalah melakukan diferensiasi penawaran produk yang dihasilkan oleh unit bisnis, sehingga menciptakan sesuatu yang dipandang oleh pelanggan sebagai sesuatu yang unik, contohnya adalah Marcedez (perusahaan otomotif), Coca cola (Loyalitas merek minuman ringan), Walt Disney (Hiburan). Resiko dari strategi ini adalah Produk yang unik bisa saja tidak dihargai cukup tinggi oleh konsumen  pesaing dapat meniru fitur yang dimiliki.
       Dalam kontrol manajemen terdapat 2 hal penting yang perlu diperhatikan yaitu keuangan dan produksi dimana keduanya harus memiliki keadaan yang sama sama baik, tentunya hal ini berkaitan dengan efisiensi dan efektifitas operasional dalam suatu perusahaan, dengan memperhatikan 2 hal utama ini maka dapat diketahui apakah perusahaan dalam keadaan baik atau bahkan dalam keadaan yang kurang baik.

Strategi Kompetitif dan Sistem Biaya
       Penelitian (Shank dan Govindarajan, 1989) telah menemukan variasi yang signifikan dalam sistem biaya antara penekanan strategis oleh perusahaan, Variasi yang ada dapat dilihat pada tabel dibawah ini :


Sistem Biaya
Strategi Diferensiasi Produk
Strategi Kepemimpinan Biaya
Standar biaya dan evaluasi kinerja
Tidak terlalu penting
Sangat Penting
Penggunaan biaya, Penganggaran fleksibel untuk pengendalian biaya produksi
Rendah hingga sedang
Tinggi hingga sangat tinggi
Pentingnya meeting budgets
Rendah hingga sedang
Tinggi hingga sangat tinggi
Pentingnya analisis biaya pemasaran
Penting bagi keberhasilan
Sering tidak dilakukan secara formal
Pentingnya perhitungan biaya produksi dan penetapan harga
Rendah
Tinggi
Pentingnya analisis biaya pesaing
Rendah
Tinggi

       Misi Unit Bisnis dan Sistem Insentif, Govindarajan dan Gupta (1985) telah menemukan variasi yang signifikan dalam penggunaan perencanaan insentif dan pengukuran kinerja antara strategi pembangunan dan strategi penghasilan. Variasi yang ada dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Strategi
Perencanaan Insentif
Pengukuran kinerja
Build (Meningkatkan pangsa pasar dalam pasar berkembang, profit rendah dan cash flow)
Fokus jangka panjang
Subjektif (bersifat non financial)
Harvest (Tujuan memaksimalkan laba jangka pendek namun menurunkan pangsa pasar, cash flow)
Fokus jangka pendek
Objectif, terutama berbasis anggaran

       Persaingan dalam industri global yang semakin meningkat, strategi kompetitif tradisional yang berdasarkan efektivitas operasional tidak lagi cukup untuk menciptakan berkelanjutan keunggulan kompetitif. Mereka harus dilengkapi dengan strategi yang memberdayakan karyawan untuk menemukan dan mengeksploitasi peluang bisnis yang baru. Untuk mencapai keberhasilan strategi, perusahaan harus mengintegrasikan empat sistem pengendalian yaitu : diagnostic control systems, interactive systems, boundary control systems dan belief systems.

No comments:

Post a Comment